askep

Published on April 2017 | Categories: Documents | Downloads: 37 | Comments: 0 | Views: 636
of 9
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada apendiks

vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Agus priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing( apendiks ). Infeksi ini bisa mengakibatkan terjadinya pus. ila infeksi bertamba! para!, usus buntu itu bisa peca!. "sus buntu

merupakan saluran usus yang ujungya buntu dan menonjol dari bagian a#al usus besar atau sekum ( cecum ). "sus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan ba#a!. $trukturnya seperti bagian usus lainnya. %amun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lender (&ito#iyono ' (eni, 20)0). Apendisitis biasanya disebabkan ole! penyumbatan lumen apendiks ole! !yperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. *bstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. $emakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan se!ingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. +ekanan yang meningkat tersebut akan meng!ambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis

)

2

bakteri, dan ulserasi mukosa. ,ada saat inila! terjadi apendisitis (,rice ' (ilson, 200-). $.A/A 0 Apendisitis terjadi sebagian besar akibat meningkatnya konsumsi renda! serat adanya peradangan pada lumen. Angka mortalitas meningkat 201 pada pasien 201, terutama karena keterlambatan diagnostic dan terapi. Insidens perforasi adala! )01 3 421 lebi! tinggi pada anak kecil dan lansia ($jamsu!idayat ' &ong, 20))). Insidens apendisitis akut di negara maju lebi! tinggi dari pada di negara berkembang. %amun, dalam tiga empat dasa#arsa terak!ir kejadiannya menurun secara bermakna. 5al ini diduga disebabkan ole! meningkatnya penggunaan makanan berserat pada diet !arian. Apendisitis lebi! sering terjadi pada laki 6 laki di bandingkan perempuan (7utta8in, 20))). 21 penduduk di Amerika menjalani apendiktomi dengan insiden ),)9)000 penduduk perta!un, sedang di negara3 negara barat sekitar )-1. :i Afrika dan Asia prevalensinya lebi! renda! akan tetapi cenderung meningkat ole! karena pola dietnya yang mengikuti orang barat (%urlaili, 200;). :i Indonesia insiden apendisitis cukup tinggi, terli!at dengan adanya peningkatan jumla! pasien dari ta!un ke ta!un. erdasarkan data yang diperole! dari ( :epkes 2008 ), kasus apendisitis pada ta!un 200< sebanyak -<.2<< orang dan pada ta!un 2002 jumla! pasien apendisitis sebanyak 2<.-0) orang. erdasarkan data dari 7edical =ecord =$": :r. $oegiri /amongan pada ta!un 20)0 jumla! kasus apendisitis sebanyak )04 pasien ()),21) dan pada ta!un 20))

4

jumla! pasien apendisitis sebanyak ))0 pasien ()),>21) sedangkan pada ta!un 20)2 jumla! pasien apendisitis sebanyak ))< pasien ()2,;1). $.A/A 7A$A/A5 0 erdasarkan data yang diperole! dari =uang ougenvile

=$": dr. $oegiri /amongan pada bulan &anuari sampai April 20)4 di dapatkan jumla! 2> pasien apendisitis. :ari jumla! tersebut )> orang berjenis kelamin /aki 6 laki, dan )0 orang berjenis kelamin ,erempuan. $? A 0 $umbatan lumen apendiks, !yperplasia jaringan limfoid, penyakit

cacing, parasit, benda asing dalam tubu!, cancer primer dan striktur merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor pencetus terjadinya apendisitis. $tudi epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan renda! serat dan pengaru! konstipasi ter!adap timbulnya apendisitis. .onstipasi akan menaikkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbu!an kuman flora kolon biasa. $emuanya ini akan mempermuda! timbulnya apendisitis akut. ($jamsu!idayat, 200<). :A7,A. 0 7asala! yang biasanya dialami ole! pasien apendisitis adala! adanya gejala k!as yang terdiri dari mual, munta! dan nyeri yang !ebat di perut kanan bagian ba#a!. %yeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebela! atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan munta!. "mumnya, nafsu makan menurun dan demam ringan. $etela! beberapa jam, rasa mual !ilang dan nyeri akan berpinda! ke kanan ba#a! ke titik 7c urney. :i sini, nyeri dirasa lebi! tajam dan lebi! jelas letaknya se!ingga merupakan nyeri somatik setempat ($jamsu!idayat, 20))).

>

.*%$?, $*/"$I 0 ,enatalaksanaan pada pasien apendisitis meliputi terapi farmakologis dan terapi beda!. +erapi farmakologis dilakukan dengan memberikan analgetik dan antibiotik. +erapi beda! adala! dengan melakukan tindakan apendiktomi (7utta8in,20))). Apendiktomi adala! pembeda!an untuk mengangkat apendiks dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi (Agus priyanto, 2008). ila tidak dilakukan operasi maka menyebabkan .omplikasi dari penderita apendiktomi meliputi perforasi, peritonitis, infeksi luka, abses intra abdomen, obstruksi intestinum ($jamsu!idayat,200<). .*%$?, $*/"$I 0 ,eran pera#at pada pasien post operasi apendiktomi adala! dengan mencega! komplikasi akibat pembeda!an. +indakan tersebut dengan mengobservasi tanda 6 tanda vital, memberikan posisi semi fo#ler, memberikan minum mulai )<ml9jam selama >3< jam lalu, keesokan !arinya memberikan makanan saring dan !ari berikutnya memberikan makanan lunak. 5ari ke tuju! ja!itan dapat diangkat dan pasien diperbole!kan pulang (Ak!yar yayan,2008). erdasarkan !al diatas maka penulis tertarik untuk menyusun asu!an kepera#atan pada pasien post operasi apendisitis di=uang ougenvile =$": :r. $oegiri /amongan.

1.2 Tujuan Penulisan ).2.) +ujuan "mum 7ampu mengaplikasikan asu!an kepera#atan pada studi kasus klien post operasi apendisitis dengan menggunakan pendekatan proses kepera#atan di

=uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan.

<

).2.2 +ujuan .!usus )) +erlaksananya pengkajian pada kasus post operasi apendisitis di =uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan. 2) +erlaksananya perumusan diagnosa kepera#atan pada kasus post operasi apendisitis di =uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan. 4) +erlaksananya penyusunan rencana kepera#atan pada kasus post operasi apendisitis di =uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan. >) +erlaksananya tindakan kepera#atan pada kasus post operasi apendisitis di =uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan. <) +erlaksananya evaluasi kepera#atan pada kasus post operasi apendisitis di =uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan. -) 7endokumentasikan proses kepera#atan pada kasus post operasi apendisitis di =uang ougenville =$": :r. $oegiri /amongan.

1.3 Manfaat 7erupakan kegunaan !asil studi kasus, baik bagi kepentingan

pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengeta!uan. 7anfaat !asil study kasus, meliputi@ ).4.) +eoritis 7erupakan sumbangan bagi ilmu pengeta!uan k!ususnya dalam !al pengembangan ilmu kepera#atan k!ususnya .7 kulia! kepera#atan medikal beda!. ).4.2 ,raktis sesuai dengan materi mata

-

7anfaat langsung yang didapatkan ole! penulis, ruma! sakit, profesi kepera#atan dan lain 6 lain.

1.4 Tem at !an "aktu )) +empat @ ,elaksanaan asu!an kepera#atan mulai dari pengkajian sampai ougenvile

evaluasi dengan post operasi apendisitis dilaksanakan di =uang =$": dr. $oegiri /amongan. 2) (aktu

@ ,enyusunan .arya +ulis Ilmia! ( .+I ) dilaksanakan mulai tanggal

2; 7ei sampai dengan )2 7ei 20)4.

1.# $istematika Penulisan 7enjelaskan garis besar isi .+I yang terdiri dari < ( lima ) bab, mulai dari penda!uluan sampai penutup. Isi dari sistematika penulisan adala! @ )) ab ) @ ,enda!uluan, terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat penulisan, tempat dan #aktu, sistematika penulisan, metode penulisan dan tek!nik pengumpulan data. 2) ab 2 @ +injauan pustaka, terdiri dari konsep dasa medik dan konsep dasar asu!an kepera#atan. 4) ab 4 @ +injauan kasus, terdiri dari pengkajian, diagnosa kepera#atan, perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi.

2

>)

ab > @ ,emba!asan, terdiri dari pemba!asan dan persamaan antara kasus nyata dengan tinjauan pustaka.

<)

ab <

@ ,enutup terdiri dari simpulan dan saran.

1.% Met&!e Penulisan !an Te'nik Pengum ulan Data ).-.) 7etode ,enulisan )) 7etode :eskriptif, yaitu menggambarkan keadaan subyektif dan objektif dari pasien pada saat sekarang berdasarkan fakta3fakta yang tampak dan sebagaimana adanya untuk di gunakan sebagi proses pemeca!an masala! (%ursalam,20))). 2) $tudi .epustakaan, merupakan kegiatan mencari informasi melalui beberapa sumber secara langsung untuk memperole! ja#aban secara langsung mengenai proses asu!an kepera#atan (%ursalam,20))). 4) $tudi :okumen,7etode pengumpulan data dengan mengambil data yang

berasal dari dokumen asli tersebut berupa gambar,tabel atau daftar periksa dan film dokumen (5idayat,200;). >) $tudi .asus adala! penelitian yang terperinci tentang seseorang (individu) atau unit social selama kurun #aktu tertentu (5idayat,200;). ).-.2 +eknik ,engumpulan :ata +eknik pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun .+I berupa studi kasus, adala! @

8

)) (a#ancara +anya ja#ab9komunikasi secara langsung dengan pasien (audo3 ananesis) maupun tak langsung (allo3ananesi) dengan keluarganya untuk memperole! data (5andayaningsi!,200;). 2) *bservasi @ mengamati perilaku dan keadaan pasein untuk memperole! data tentang masala! kese!atan dan kepera#atan pasien (5andayaningsi!,200;).

4) ,emeriksaan Aisik 7enurut 7utta8in, (20))) pemeriksaan fisik terdiri dari @ ()) Inspeksi adala! suatu proses observasi dengan menginspeksi bagian tubu! untuk mendeteksi karasteristik normal atau tanda fisik yang signifikan. (2) ,alpasi adala! metode pemeriksaan dengan menggunakan sentu!an atau rabaan menggunakan dua tangan untuk membuat suatu pengukuran sensitif ter!adap tanda k!usus fisik. (4) ,erkusi adala! metode pemeriksaan dengan melibatkan pengetukan tubu! dengan ujung3ujung jari guna mengevaluasi ukuran,batasan,dan konsistensi organ3organ tubu!. (>) Auskultasi adala! teknik pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi yang di!asilkan tubu!. >) ,emeriksaan penunjang adala! !asil pemeriksaan labotarium atau tes diagnostik sebagai data objektif yang di sesuaikan dengan mala! kese!atan pasien dan berfungsi membantu menetapkan diagnosis medis dan

mengevaluasi keber!asilan asu!an kepera#atan.

;

).-.4 $umber :ata 7enurut %ursalam (2008) sumber data dibedakan menjadi dua yaitu @ )) :ata ,rimer disebut juga data tangan pertama. :ata primer diperole! langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data ,langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang di cari. 2) :ata sekunder merupakan data tangan kedua. :ata sekunder adala! data yang diperole! le#at pi!ak lain,tidak langsung diperole! ole! peneliti dari subyek penelitiannya. selesai. iasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang tela!

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close