Colostomy

Published on December 2017 | Categories: Documents | Downloads: 54 | Comments: 0 | Views: 1021
of 18
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

alah dan menentukan kebutuhan intervensi lebih lanjut

9.Membantu pemilihan produk yang tepat untuk kebutuhan penyembuhan pasien.

2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma didaerah abdomen. Tujuan : menyatakan penerimaan diri sesuai situasi Kriteria hasil :- Menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri yang negative Menunjukkan penerimaan dengan melihat / menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam perawatan diri Menyatakan perasaan tentang stoma / penyakit Mulai menerima situasi secara konstruktif Rencana Tindakan Rasional 1.Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan atau ostomi perlu untuk didiskusikan

2.Dorong pasien / orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang ostomi

3.Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan masa datang

4.Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan, manipulasi / tidak terlibat pada perawatan

5.Berikan kesempatan pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi pada perawatan diri

6.Rencanakan / jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

7.Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan

8.Diskusikan kemungkinan kontak dengan ostomi dan buat perjanjian untuk kunjungan bila diperlukan 1.Memberikan informasi ttg tingkat pengetahuan pasien / orang terdekat terhadap pengetahuan ttg situasi pasien dan proses penerimaan

2.Membantu pasien utk menyadari perasaannya tidak biasa, perasaan bersalah

3.Pasien dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa ostomi dilakukan untuk memperbaiki penyakit kronis / jangka panjang daripada sebagai cedera traumatic meskipun ostomi hanya sementara

4.Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat

5.Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri dan penerimaan situasi

6.Meningkatkan rasa control dan meningkatkan harga diri

7.Bantu pasien/orang terdekat utk menerima perubahan tubuh, merasakan baik ttg diri sendiri

8.Dapat memberikan system pendukung yang baik. Memudahkan penerimaan perubahan sesuai dengan kesadaran pasien akan hidup harus berjalan terus dan dapat menjadi relatif normal

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap pembedahan Tujuan : menyatakan nyeri hilang / terkontrol Kriteria hasil : menunjukkan nyeri hilang mampu tidur / istirahat dengan tepat

menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan kenyamanan umum sesuai indikasi siuasi individu Rencana Tindakan Rasional 1.Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala0-10)

2.Dorong pasien untuk menyatakan masalah, memberikan dukungan dengan penerimaan, mengingat pasien dan memberikan informasi yang tepat

3.Berikan tindakan kenyamanan. Yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak akan mencederai stoma

4.Dorong penggunaan tehnik relaksasi mis : bimbingan imajinasi. Berikan aktivitas senggang

5.Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini. Hindari posisi duduk lama

6.Selidiki dan laporkan adanya kekakuan otot abdominal, kehati-hatian yang tak disengaja dan nyeri tekan

7.Berikan obat sesuai indikasi mis: analgetik

8.Berikan rendam duduk

1.Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan membantu dalam menentukan pilihan atau keefektifan intervensi

2.Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping

3.Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping

4.Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan

5.Menurunkan kekakuan otot /sendi. Ambulasi mengembalikan organ keposisi normal dan meningkatkan kembalinya fungsi ketingkat normal

6.Diduga inflamasi peritoneal yang memerlukan intervensi medic cepat

7.Menurunkan nyeri dan juga meningkatkan kenyamanan

8.Menurunkan ketidaknyamanan local, menurunkan edema dan meningkatkan penyembuhan luka perineal 4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi cairan misal: kehilangan fungsi kolon Tujuan : dapat mempertahankan hidrasi adekuat Kriteria hasil : membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik, tanda vital stabil Rencana Tindakan Rasional 1.Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair. Timbang BB tiap hari

2.Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membrane mukosa

3.Awasi hasil lab mis: Ht dan elektrolit

4.Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasi 1.Memberikan indicator langsung keseimbangan cairan.

2.Menunjukkan status hidrasi / kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan

3.Mendeteksi homeostatis atau ketidakseimbangan dan membantu menentukan kebutuhan penggantian

4.Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan adekuat / fungsi organ

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan masukan secara medik Tujuan : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi / membatasi gangguan GI Kriteria hasil : dapat mempertahankan BB / menunjukkan peningkatan BB bertahap sesuai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda – tanda malnutrisi Rencana Tindakan Rasional 1.Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

2.Auskultasi bising usus

3.Mulai dengan makanan cair perlahan

4.Konsul dengan ahli diet

5.Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila masukan oral dimulai

6.Berikan makanan enteral atau parenteral bila diindikasikan 1.Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi

2.Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai makan lagi

3.Menurunkan insiden kram abdomen, mual

4.Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus

5.Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6-8 minggu pertama

6.Pada kelemahan atau tidak toleran pada masukan peroral, hiperparalimentasi digunakan untuk menambah kebutuhan komponen pada penyembuhan dan mencegah suatu katabolisme

6) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran kantong Tujuan : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan Kriteria hasil : melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat istirahat Tidak mudah marah, tidak gelisah lagi Rencana Tindakan Rasional 1.Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode pasca operasi

2.Berikan system kantong adekuat. Kosongkan kantong sebelum tidur, bila perlu pada jadwal yang teratur

3.Biarkan pasien mengetahui bahwa stoma tidak akan cedera bila tidur

4.Batasi masukan makanan/ minuman mengandung kafein

5.Tentukan penyebab terlalu banyaknya flatus / feses mis;rujuk pada ahli diet ttg pembatasan makanan bila berhubungan dengan hal tersebut

6.Berikan analgesic, sedative saat tidur sesuai indikasi 1.Pasien lebih dapat mentoleransi gangguan dari staf bila ia memahami alasan / pentingnya perawatan

2.Flatus/feses berlebihan terjadi meski diintervensi, pengosongan pada jadwal teratur meminimalkan kebocoran

3.Pasien akan mampu istirahat lebih baik bila merasa aman tentang stoma dan ostominya

4.Kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi tidur tahap REM, mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun

5.Identifikasi penyebab meningkatkan kemampuan memperbaiki tindakan yang dapat meningkatkan tidur / istirahat

6.Obat yang tepat waktu dapat meningkatkan istirahat/ tidur selama periode pasca operasi

7) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon sigmoid atau desenden Tujuan : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan jumlah dan konsistensi Kriteria hasil : pasien dapat mengatur pola eliminasinya Konsistensi feses lembek Tidak terjadi diare yang berlebihan Tidak terjadi konstipasi Rencana Tindakan Rasional 1.Pastikan kebiasaan defekasi pasien dan gaya hidup sebelumnya

2.Tinjau ulang pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan

3.Demonstrasikan penggunaan peralatan irigasi untuk menginjeksikan salin normal per protocol sampai pengurangan didapatkan

4.Libatkan pasien dalam perawatan ostomi secara bertahap 1.Membantu dalam pembentukan jadwal irigasi efektif

2.Masukan adekuat dan cairan adalah factor penting dalam menentukan konsistensi feces

3.Irigasi yang dilakukan kadang-kadang bermanfaat pada pengosongan usus untuk menghindari kebocoran bila direncanakan kejadian khusus

4.Rehabilitasi dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri dan terkontrol

8) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh; reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang respons dari orang terdekat Tujuan : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada masalah seksual Kriteria hasil : melakukan hubungan seksual dengan tepat Tidak malu dengan respons orang terdekat / pasangan Tidak takut impoten Tidak takut terjadi kebocoran saat aktivitas seksual Rencana Tindakan Rasional 1.Tentukan hubungan seksual pasien / OT sebelum sakit/ dilakukan pembedahan dan apakah mereka mengantisipasi masalah berkenaan dengan adanya ostomi

2.Tinjau ulang dengan pasien/OT tentang fungsi seksual dalam hubungannya dengan situasi masing-masing

3.Diskusikan bermain peran kemungkinan interaksi / pendekatan bila menerima pasangan seksual baru

4.Rujuk pada konseling/terapi seksual bila ada 1.Mengidentifikasi harapan dan keinginan yang akan datang

2.Pemahaman apakah kerusakan saraf telah mengubah fungsi normal seksual(mis;ereksi) membantu pasien/OT memahami pentingnya metoda kepuasaan alternative

3.Latihan membantu dalam menerima situasi actual bila hal ini timbul,mencegah kesadaran diri tentang citra tubuh yang berbeda

4.Bila masalah menetap lebih lama beberapa bulan setelah pembedahan,terapis terlatih dapat diperluakn untuk memudahkan komunikasi antara pasien dan OT 7. EVALUASI Hasil yang diharapkan pada evaluasi yaitu : a. Dx I : dapat mempertahankan integritas kulit b. Dx 2 : menyatakan penerimaan diri sesuai situasi c. Dx 3 : menyatakan nyeri hilang / terkontrol d. Dx 4 : dapat mempertahankan hidrasi adekuat e. Dx 5 : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi / membatasi gangguan GI f. Dx 6 : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan g. Dx 7 : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup sesuai dengan ketepatan jumlah dan konsistensi h. Dx 8 : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada masalah seksual

8. PROSEDUR TINDAKAN

a. Persiapan pre operasi 1. Persiapan psikologis Pasien yang akan menjalani operasi dengan stoma permanen akan timbul respon kehilangan seperti syok, tidak percaya, denial, menolak, marah. Pemahaman terhadap keadaan emosi pasien merupakan hal penting untuk mengadakan pendekatan. Karena dengan stoma berarti pasien akan kehilangan bagian penting dari tubuhnya yang mungkin mempengaruhi perubahan besar dalam hidupnya. Pada keadaan ini dorongan psikologis sangat dibutuhkan.

2. Persiapan pembedahan a. Diit Diberikan diit rendah serat untuk mengurangi feses pada colon, biasanya diberikan beberapa hari sebelum operasi. b. Persiapan colon Persiapan colon dilakukan beberapa hari sebelum operasi. Tujuannya untuk membersihkan colon dari feses dan menghambat pertumbuhan bakteri di colon untuk mencegah infeksi post operasi. - Persiapan secara mekanik dengan menggunakan laxative, lavement dan lavage lambung dengan menggunakan cairan isotonic. - Antibiotic juga diberikan untuk mengurangi bakteri yang ada di dalam colon. c. Cukur Abdomen dan perineum dipersiapkan untuk pembedahan d. Pemasangan nasogastrik tube mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan udara dalam saluran pencernaan dan mengurangi distensi post operasi.

3. Letak stoma Letak stoma memungkinkan pasien ketika duduk atau berdiri, jauh dari jahitan operasi dan lipatan, juga disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk merawat dengan baik setelah operasi.

b. Persiapan post operasi 1. Keseimbangan cairan dan elektrolit Selama periode post operasi pengamatan balance cairan sangat penting. Pasien dengan asending colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin

fesesnya liquid sehingga diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Perawatan kulit Iritasi kulit dapat ditekan sekecil mungkin dengan perawatan yang baik atau menggunakan kantong stoma yang mempunyai proteksi kulit. Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara hati-hati sehingga tindakan yang diambil tepat. Prinsip perawatan kulit di sekitar stoma antara lain : a. Pencegahan primer yang bertujuan untuk proteksi : ? Bersihkan dengan perlahan-lahan ? Gunakan skin barrier ? Ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan : Kulit dengan eritema : ? Ganti kantong colostomy tiap 24 jam ? Bersihkan kulit dengan air hangat dan keringkan ? Gunakan kantong colostomy yang tidak menimbulkan alergi Kulit yang erosi : ? Sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan sejenis salf misalnya zinksalf ? Ganti kantong tiap 24 jam

3. Diit Pasien dengan stoma permanen dianjurkan untuk mengkonsumsi diit yang seimbang. Diit yang dikonsumsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare, konstipasi dan menimbulkan gas. Makanan yang dapat menimbulkan gas dan bau seperti kobis, telur, kacang- kacangan.

4. Irigasi colostomy Irigasi colostomy adalah lavement melalui stoma dengan tujuan : a. Mengeluarkan feses, gas dan lendir / mucus yang memenuhi colon

b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal Kontraindikasi : a. Pasien dengan diare b. Pasien dengan terapi radiasi c. Pasien dengan prognosa jelek d. Pasien mempunyai riwayat inflamasi colon e. Pasien dengan peristomal hernia

c. Latihan sebelum operasi

Pengertian : Latihan fisik yang dilakukan oleh pasien sebelum melakukan operasi / tindakan pembedahan

Tujuan : Mengurangi efek narkose setelah operasi

Kebijakan : Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan latihan sebelum operasi

Persiapan : Persiapan pasien : pasien diberitahu tindakan yang harus dilakukan

Prosedur kerja : 1. Perawat menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan sebelum dilakukan tindakan operasi

2. Perawat menjelaskan latihan nafas dalam • Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal • Kedua tangan dikepal diletakkan keperbatasan antara perut dan dada serta ibu jari menempel pada tulang iga terakhir • Keluarkan nafas dengan penuh sampai tulang iga terasa turun • Kemudian tarik nafas dalam melalui hidung dan mulut sampai perut terasa naik • Tahan nafas sampai hitungan kelima • Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui hidung mulut dan mulut • Ulangi sebanyak 15 kali dan istirahat setiap 5 kali • Lakukan latihan 2 kali sehari 3. Anjurkan dan dampingi pasien untuk melakukan tindakan ini 4. Perawat mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif • Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal • Letakkan tangan dengan jari saling menyisip diatas perut dengan ibu jari diatas dada • Lakukan nafas perut seperti diatas • Dengan mulut sedikit terbuka tarik nafas penuh • Lakukan batuk 3 kali dengan bunyi “ huck” • Kemudian selagi mulut terbuka tarik nafas dalam dengan cepat • Lakukan batuk dengan kuat 1-2 kali lagi 5. Perawat menganjurkan dan mengajarkan latihan tungkai : • Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal • Luruskan kedua tungkai • Angkat tungkai dengan posisi lurus secara perlahan kemudian tekuk lutut dan tahan beberapa menit • Turunkan tungkai secara perlahan dalam posisi lurus • Lakukan sebanyak lima kali 6. Perawat menganjurkan dan mengajarkan pasien latihan kaki

• Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal • Luruskan kedua tungkai • Kemudian lakukan gerakan memutar pergelangan kaki dengan arah yang sama • Lakukan pemutaran dengan dua arah ( kiri/kanan) • Lakukan gerakan ini sebanyak 5 kali 7. Selama melakukan latihan, perawat mengobservasi keadaan pasien 8. Perawat menganjurkan pasien untuk melakukan latihan terlampir

d. Perawatan colostomy Pengertian : Membersihkan stoma colostomy, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong colostomy secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan : 1. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi 2. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma 3. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya 4. Memunculkan dampak psikologis terhadap stoma tersebut

Kebijakan : 1. Colostomy dibuat berdasarkan indikasi permanen dan temporer 2. Harus dapat persetujuan pasien / keluarganya 3. Pasien / keluarga wajib mendapat pendidikan tentang colostomy

Persiapan : 1. Kantong colostomy 2. 1 set rawat luka ( pinset, kom kecil, gunting) 3. Kapas, Nacl 0,9%

4. Kasa steril, plester 5. Zink salp / zink oil 6. Bengkok dan pengalas 7. Sarung tangan 8. Kantong plastic untuk sampah

Prosedur Kerja : 1. Tahap prainteraksi Cek catatan keperawatan, siapkan alat dan cuci tangan 2. Tahap orientasi • Beri salam, panggil nama pasien • Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan 3. Tahap kerja • Berikan kesempatan pasien bertanya • Jaga privasi pasien • Memakai sarung tangan • Pasang pengalas dibagian kanan / kiri sesuai stoma • Observasi produk stoma ( warna, konsistensi, dll) • Membuka kantong stoma dengan hati-hati menggunakan pincet dan tangan kiri menekan kulit • Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas Nacl 0,9 % atau kapas air hangat Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril • Observasi stoma dan kulit sekitar stoma • Memberika salep / zink oil tipis-tipis jika ada iritasi kulit sekitar stoma • Mengukur stoma dan membuat lubang kantong colostomy sesuai ukuran stoma • Membuka satu sisi / sebagian perekat kantong colostomy • Menempelkan kantong colostomy dengan posisi sesuai kebutuhan

• Menggunakan pincet untuk mempermudah memasukkan stoma melalui lubang kantong colostomy • Membuka sisa perekat dan hindari masuknya udara dalam kantong • Merapikan pasien dan lingkungannya • Merapikan alat dan membuang sampah • Melepas sarung tangan dan cuci tangan 4. Terminasi • Evaluasi hasil kegiatan • Berikan umpan balik positif pada pasien • Kontrak pertemuan selanjutnya • Cuci tangan 5. Dokumentasi Catat hasil kegiatan pada catatan keperawatan

e. Prosedur mengirigasi colostomy Tujuan : Colostomy diirigasi untuk mengosongkan kolon dari feses, gas atau mucus, membersihkan saluran usus bawahdan membuat pola evakuasi teratur sehingga aktivitas kehidupan normal dapat dilanjutkan.

Persiapan : Waktu : yang tepat untuk irigasi dipilih, lebih disukai setelah makan sehingga waktu ini cocok dengan pola aktivitas pasien pasca operatif. Irigasi harus dilakukan pada waktu yang sama setiap hari. Pasien : sebelum prosedur dilakukan pasien duduk dikursi toilet atau di toilet itu sendiri. Wadah pengirigasi berisi air hangat 500 sampai 1500 ml digantung 45 sampai 50 cm diatas stoma ( setinggi bahu bila pasien duduk). Balutan atau kantung diangkat.

Tahap kerja :

Prosedur berikutnya diikuti, pasien dibantu untuk berpartisipasi dalam prosedur supaya belajar melakukannya tanpa bantuan 1. Pasang pengalas irigasi di stoma. Tempatkan ujung pispot Rasional : Ini membantu untuk mengontrol bau, mendorong dan memungkinkan feses dan air mengalir secara langsung kedalam pispot 2. Masukkan cairan dalam selang dan biarkan mengalir Rasional : Gelembung air dalam alat dilepaskan sehingga udara tidak masuk kedalam kolon, yang akan menyebabkan nyeri / kram 3. Lumasi kateter / selang dan masukkan dengan perlahan kedalam stoma. Pemasukan kateter tidak lebih dari 8 cm. Pegang selang dengan perlahan, tetapi kuat terhadap stoma untuk mencegah air mengalir balik. Rasional : langkah ini perlu untuk mencegah perforasi usus

4. Bila kateter sulit masuk, biarkan air tetap mengalir dengan perlahan sementara kateter terus dimasukkan. Jangan pernah memasukkan kateter secara paksa! Rasional : kecepatan lambat aliran membantu merelakskan usus dan memudahkan passase kateter 5. Alirkan air hangat masuk kedalam kolon dengan perlahan. Apabila terjadi kram, klem selang dan biarkan pasien beristirahat. Air harus mengalir dalam waktu 5 sampai 10 menit. Rasional : Kram yang nyeri biasanya disebabkan oleh aliran terlalu cepat atau terlalu banyak larutan. Mungkin hanya 300 cc cairan yang diperlukan untuk merangsang evakuasi. Selanjutnya volume untuk irigasi dapat ditingkatkan sampai 500, 1000 atau 1500 cc sesuai kebutuhan pasien untuk hasil yang efektif. 6. Pegang selang di tempatnya selama 10 detik setelah air dimasukkan; kemudian dengan perlahan angkat 7. Biarkan 10 sampai 15 menit agar seluruh isinya keluar, kemudian keringkan dasar pengalas dan lipat keatas atau pasang klem yang tepat pada dasar pengalas Rasional : kebanyakan air,feses dan flatus dikeluarkan dalam 10 sampai 15 menit

8. Biarkan pengalas ditempatnya selama kira-kira 30-45 menit sementara pasien duduk dan bergerak Rasional : ambulasi merangsang peristaltik & mengeluarkan seluruh larutan irigasi 9. Bersihkan area dengan sabun ringan dan air; keringkan area tersebut Rasional : pembersihan dan pengeringan memberikan rasa nyaman pada pasien 10. Ganti balutan atau kantung colostomy Rasional : pasien harus menggunakan kantung sampai colostomy terkontrol dengan baik. Mungkin hanya memerlukan balutan.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close