Laporan Kimia Industri

Published on January 2017 | Categories: Documents | Downloads: 82 | Comments: 0 | Views: 418
of 39
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

i

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI MAHASISWA JURUSAN KIMIA TAHUN 2012 PEKANBARU-DUMAI-BATAM

OLEH: ELVIA MAWARNI 12884/2009

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

ii

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI 2012 PEKANBARU-DUMAI-BATAM

NAMA NIM / BP

: ELVIA MAWARNI : 12884/2009

PROGRAM STUDI : KIMIA JURUSAN FAKULTAS : KIMIA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Padang, September 2012 Disetujui oleh:

Ketua Prodi Kimia

Drs. Nazir KS, M.Pd, M.Si NIP. 19480221 197603 1 001

iii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan laporan Kunjungan Industri yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Juni sampai dengan 16 Juni 2012 tepat pada waktunya. Kunjungan Industri adalah salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi Kimia, Jurusan Kimia FMIPA UNP dengan bobot nol SKS. Dimana setelah terlaksananya program ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui peranan ilmu kimia dalam proses industri, yang akan memperkaya pengetahuam mahasiswa akan penerapan ilmu kimia yang telah dipelajari secara teori dan skala laboratorium di bangku perkuliahan, serta melihat aplikasi nyata dari prosesproses kimia yang terlibat dalam industri skala besar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terlaksananya kunjungan industri ini. Dosen pembimbing dan temanteman panitia yang telah bekerja semaksimal mungkin demi terwujudnya acara Kunjungan industri ini. Karena dengan adanya Kunjungan Industri dapat

membuka wawasan penulis tentang hubungan kimia dengan aplikasinya dibidang industri. Akhirya penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis selalu mohon kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya laporan ini. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis mengucapkan terimakasih.

Padang, September 20112

Penulis

iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................i LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v BAB I PENDAHUALUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Tujuan Kunjungan Industri .......................................................................... 3 C. Manfaat Kunjungan Industri ........................................................................ 3 D. Hasil yang Diharapkan ................................................................................. 3 E. Tempat dan Waktu kunjungan ..................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5 A. Industri Gelas ............................................................................................... 5 B. Badan Tenaga Atom Nasional ..................................................................... 7 C. Industri Poliester ........................................................................................ 10 D. Industri Baja ............................................................................................... 13 E. Industri Baterai .......................................................................................... 16 F. Industri Semen ........................................................................................... 19

BAB III PELAKSANAAN KUNJUNGAN ......................................................... 27 A. Kunjungan ke PT. Asahimas Flat Glass, Tbk ............................................ 27 B. Kunjungan ke Badan Atom dan Nuklir Nasional ...................................... 28 C. Kunjungan ke PT. Amoko Mitsui PTA Indonesia ..................................... 29 D. Kunjungan ke PT. Ktakatau Steel .............................................................. 30 E. Kunjungan ke PT. Internasional Chemical Industrial ................................ 31 F. Kunjungan ke PT. Semen Padang. .............. Error! Bookmark not defined.

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 32 A. Hasil yang Diperoleh.................................................................................. 32 B. Saran-Saran ................................................................................................ 33 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Status kepemilikan saham PT Asahimas Flat Glass, Tbk .................... 5 Gambar 2: Bagan alir produksi kaca Colbrun process ............................................ 7 Gambar 3: Produk baja yang dihasilkan PT Krakatau Steel ................................. 14 Gambar 4: Bagan alir proses pembuatan kaca ...................................................... 15 Gambar 5: Penampang sel karbon-zink ................................................................ 18 Gambar 6 : Diagram proses pembutan semen....................................................... 26

1

BAB I PENDAHUALUAN A. Latar Belakang Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

mendorong terwujudnya industri yang besar dan berwawasan ilmu pengetahuan. Industri mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi melibatkan banyak proses yang komplek. Hal ini erat kaitannya dengan sumber daya manusia sebagai pelaku industri itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan baik hardskill maupun sofskill demi kelancaran proses industri. Pengenalan industri pada mahasiswa merupakan proses awal untuk membuka inspirasi akan terciptanya produk-produk baru yang lebih menguntungkan kedepannya. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu berkembang dengan segala potensi yang ada untuk menghadapi era globalisasi yang kian merebak. Menghadapi era pasar bebas, negara–negara berkembang termasuk Indonesia baik dikawasan ASEAN (AFTA), kawasan Asia Pasifik (APEC) serta Globalisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan menghadapi tantangan

serius disegala bidang. Dampak nyata yang sering timbul dari globalisasi adalah semakin ketatnya persaingan antar pelaku bisnis, dimana akan banyak menghasilkan produk yang sejenis dengan harga dan mutu yang bersaing. Dalam hal ini negara-negara maju lebih diuntungkan karena sistem produksi yang mereka gunakan lebih efektif dan efisien dibandingkan negara-negara berkembang karena produksi dilakukan secara maksimal dengan

memanfaatkan teknologi sebagai hasil rekayasa sains.

pengembangan riset dan

Indonesia merupakan negara berkembang yang berusaha untuk membangun dan mengejar ketinggalannya disegala bidang. Salah satunya diusahakan dengan meningkatnya permintaan pasar dan tingginya biaya produksi serta ketatnya persaingan di dunia Industri, para pekerja industri berusaha untuk mengoptimalkan produk industri yang akan dihasilkannya,

2

baik itu secara kualitas maupun kuantitas tanpa mengabaikan selera konsumen. Kita menyadari pentingnya IPTEK di dalam menumbuhkan daya saing bangsa untuk memproduksi barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun untuk mengisi pasar internasional yang selanjutnya dapat menghasilkan devisa untuk negara. Kemampuan bangsa untuk memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional karena peningkatan penggunaan IPTEK akan menentukan besarnya nilai tambah dari produk-produk industri. Selain itu dengan penguasaan IPTEK, maka daya saing produk dari industri nasional akan dapat ditingkatkan dalam rangka menghadapi persaingan global. Sesuai dengan KEPMENRISTEK No.02/M/KP/II/2002 tanggal 15 Februari 2000 tentang kebijaksanaan Strategi Pembangunan IPTEKNAS 2000-2004 (JAKSTRAIPEKNAS), usaha utama pembangunan IPTEK adalah menempatkan kegiatan penyadaran masyarakat akan fungsi dan manfaat pengetahuan serta teknologi guna memacu daya saing nasional dan keserasian dari seluruh elemen pembangunan secara integral mutlak diperlukan untuk menunjang peningkatan dan ketahanan ekonomi yang berlandaskan ruang sosial yang kokoh. Percepatan ketahanan ekonomi Indonesia yang sangat kita harapkan tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan modal serta kondisi bangsa yang berkaitan erat dengan kebijakan pelaku usaha terhadap pasar produksi yang ada di Indonesia. Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penciptaan perekonomian Indonesia dan sudah seharusnya mahasiswa dapat melihat, meneliti dan mengenal dunia industri serta teknologi yang sebenarnya. Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang dalam menjawab tantangan tersebut mencoba melakukan kunjungan industri selaras dengan mata kuliah yang sudah terdaftar dalam buku pedoman akademik. Untuk itu kunjungan industri ini diharapkan mampu menumbuhkan, menimbulkan serta mengembangkan wawasan mahasiswa dalam menambah

3

ilmu pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan disiplin ilmu yang akhirnya akan ikut berperan dalam meningkatkan pembangunanan bangsa Indonesia ke depan.

B. Tujuan Kunjungan Industri Tujuan pelaksanaan kunjungan industri ini adalah: 1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang tentang dunia industri di lapangan. 2. Menambah wawasan mahasiswa dalam mengenal proses produksi yang dikembangkan di dunia perindustrian sekarang ini. 3. Membangun motivasi dan kreativitas mahasiswa sehingga akan lebih memantapkan teori-teori yang dikembangkan di dunia industri yang akan dipelajari dalam materi perkuliahan. 4. Untuk menjalin kerjasama dan memperluas jaringan dan relasi antara mahasiswa dan pihak industri.

C. Manfaat Kunjungan Industri Manfaat kunjungan industri mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang adalah guna meningkatkan wawasan serta kreativitas mahasiswa dalam menghadapi perkembangan dunia industri dan IPTEK.

D. Hasil yang Diharapkan Melalui kunjungan industri ini diharapkan mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang dapat meningkatkan pemahaman, menambah wawasan, meningkatkan motivasi, serta menjalin kerjasama dalam menghadapi perkembangan dunia industri dan IPTEK.

4

E. Tempat dan Waktu kunjungan Kunjungan industri ini berlangsung dari tanggal 11-16 Juni 2012. Tempat yang dikunjungi dalam pelaksanaan kunjungan industri 2012 ini adalah: 1. PT. Indah Kiat Pulp And Paper 2. PT. Indofood 3. PT. Pasific Indopalm 4. PT. Pertamina 5. PT. Ecogreen Oleochemical

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Gelas 1. Tinjauan instansi PT. Asahimas Flat Glass adalah salah satu perseroan yang bergerak dalam pembuatan kaca lembaran. Berlokasi di wilayah Ancol Barat, menepati luas lahan sekitar 42 hektar. PT asahimas didirikan pada tahun 1971. Kaca yang dihasilkan industri ini berupa kaca temperet, kaca laminating, dan kaca mirror. Kaca laminating yang dihasilkan contohnya kaca pengaman berlapis seperti kaca mobil. PT. Asahimas di Indonesia berlokasi di dua tempat yaitu Ancol Barat , Jakarta dan Sidoarjo dan Jawa Timur.

Gambar 1 : Status kepemilikan saham PT Asahimas Flat Glass, Tbk Dalam rangka meningkatkan efisiensi, Perseroan juga tetap melakukan pengembangan-pengembangan dalam sektor tehnologi informasi diantaranya dengan dimulainya implementasi satu perangkat solusi Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai media untuk melahirkan efisiensi di awal tahun 2002, dan juga perbaikan jaringan infrastruktur dalam hal komunikasi antar lokasi pabrik.Selain itu, operasional anak perusahaan dan perusahaanasosiasi akan dievaluasi lebih mendalam sehingga dari hasil evaluasi tersebut Perseroan

6

dapat mengambil langkah dan tindakan yang tepat dalam penanganan anakperusahaan dan perusahaan asosiasi di masamendatang. Dari segi operasional dan produksi, relokasi pabrik kaca pengaman otomotif dari Ancol ke Cikampek tetap dilaksanakan dan telah memasuki tahap akhir . Seiringdengan relokasi ini, Pabrik Cikampek juga telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO 14001 untuk SistemManajemen Lingkungan dari Lloyd Register QualityAssurance, pada tanggal 3 Oktober 2002. 2. Industri kaca Kaca adalah material yang dibuat dari pasir, abu soda, dan batu gamping melalui proses pencampuran dan pemanasan,kaca merupakan salah satu material yang relative mudah di daur ulang karena dapat dilebur untuk dibuat menjadi produk baru.Hasil daur ulang kaca digunakan untuk membuat fiberglass, batu kaca, dan ubin.Daur ulang kaca lebih hemat dibandingkan membuat kaca baru dari materi mentah.Daur ulang kaca juga dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir, soda, dan batu gamping. Bahan baku utama pembuatan kaca adalah: a. Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2. b. Soda Ash adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih dengan rumus Na2CO3 ( natrium karbonat) c. Pasir Silika merupakan bahan utama d. Cullet adalah pecahan-pecahan kaca, didapatkan dari kaca-kaca bekas dan produk kaca gagal selama proses produksi. Proses pembuatan kaca merupakan suatu proses pembentukan kaca dengan cara melebur atau mencairkan bahan baku utama ( raw material), yaitu : pasir silika, soda ash, dolomit, cullet. Titik lebur silika sangat tinggi mencapai 17250C oleh karena itu dibutuhkan bahan baku penunjang seperti cullet untuk menurunkan titik lebur pasir silika, karena cullet memiliki lebih rendah dari pada bahan baku murni lainya yaitu 1200 C

7

cullet merupakan potongan kaca dari hasil produksi yang gagal. Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses pembentukan kaca yaitu fourcoult Process, colburn process, pittsburg atau pennvernon process dan float process. PT. Asahimas menggunakan proses Float untuk

menghasilkan kaca lembaran.

Gambar 2: Bagan alir produksi kaca Colbrun process B. Badan Tenaga Atom Nasional 1. Tinjauan instansi Sejarah berdirinya BATAN Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitas tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan

pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-

8

ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN). Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi: Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan

dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tugas pokok BATANadalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.

9

3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir, 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

6. Visi Terwujudnya iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan 7. Misi a. Melaksanakan litbangyasa iptek nuklir untuk bidang energi dan nonenergi b. Melakukan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir c. Melaksanakan kegiatan demi kepuasan pemangku kepentingan. 2. Atom dan nuklir Jika inti meluruh baik secara spontan maupun tidak spontan, inti akan menghasilkan sejumlah energi. Reaksi inti itu diantaranya reaksi fisi dan reaksi fusi. Reaksi ini menghasilkan energi yang sangat besar. Energi yang dihasilkan dapat dirubah menjadi energi panas untuk menggerakkan turbin melalui penguapan air yang disebut PLTN. Pemanfaatan radioisotop sedang gencar diteliti saat ini. Hal ini karena potensi energi yang dihasilkan dan pengaruh radiasi radioisotop sendiri yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti:

pertanian, farmasi, kedokteran, pengawetan makanan dan minuman. Reaksi fisi adalah salah satu reaksi yang yang digunakan untuk PLTN, dengan bahan baku uranium. Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium. Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:


Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi

10

fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.


Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.



Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.

C. Industri Poliester 1. Tinjauan instansi PT. AMI adalah salah satu perusahaan asing di Indonesia. Menempati lahan seluas 36 Ha. Berlokasi di Merak, Cilegon, Banten. Perusahaan ini menghasilkan PTA (Purified Terephthalic Acid). Jumlah kariawan 205 orang dan menghasilkan 460.000 ton PTA pertahun. PTA adalah senyawa polimer dari asam teraftalat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan benang dan plastik. PTA berupa bubuk putih sangat halus, jika direaksikan dengan etilen glikol akan menghasilkan serat benang ( poliester), yang digunakan untuk proses pembuatan benang selanjutnya.

11

2. Industri poliester Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai utamanya. Meski terdapat banyak sekali poliester, istilah "poliester" merupakan sebagai sebuah bahan yang spesifik lebih sering merujuk pada polietilena tereftalat (PET). Poliester termasuk zat kimia yang alami, seperti yang kutin dari kulit ari tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti polikarbonat dan polibutirat. Dapat diproduksi dalam berbagai bentuk seperti lembaran dan bentuk 3 dimensi, poliester sebagai termoplastik bisa berubah bentuk sehabis dipanaskan. Walau mudah terbakar di suhu tinggi, poliester cenderung berkerut menjauhi api dan memadamkan diri sendiri saat terjadi pembakaran. Serat poliester mempunyai kekuatan yang tinggi dan Emodulus serta penyerapan air yang rendah dan pengerutan yang minimal bila dibandingkan dengan serat industri yang lain. Kain poliester tertenun digunakan dalam pakaian konsumen dan perlengkapan rumah seperti seprei ranjang, penutup tempat tidur, tirai dan korden. Poliester industri digunakan dalam pengutan ban, tali, kain buat sabuk mesin pengantar (konveyor), sabuk pengaman, kain berlapis dan penguatan plastik dengan tingkat penyerapan energi yang tinggi. Fiber fill dari poliester digunakan pula untuk mengisi bantal dan selimut penghangat. Kain dari poliester disebut-sebut terasa “tak alami” bila dibandingkan dengan kain tenunan yang sama dari serat alami (misalnya kapas dalam penggunaan tekstil). Namun kain poliester memiliki beberapa kelebihan seperti peningkatan ketahanan dari pengerutan. Akibatnya, serat poliester kadang-kadang dipintal bersama-sama dengan serat alami untuk menghasilkan baju dengan sifat-sifat gabungan. Poliester juga digunakan untuk membuat botol, film, tarpaulin, kano, tampilan kristal cair, hologram, penyaring, saput (film) dielektrik untuk kondensator, penyekat saput buat kabel dan pita penyekat.

12

Poliester kristalin cair merupakan salah satu polimer kristalin cair yang digunakan industri yang pertama dan digunakan karena sifat mekanis dan ketahanan terhadap panasnya. Kelebihan itu penting dalam penggunaannya sebagai segel mampu kikis dalam mesin jet. Poliester keras panas (thermosetting) digunakan sebagai bahan pengecoran, dan resin poliester chemosetting digunakan sebagai resin pelapis kaca serat dan dempul badan mobil yang non logam. Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak digunakan dalam bagian badan dari kapal pesiar serta mobil. Poliester digunakan pula secara luas sebagai penghalus (finish) pada produk kayu berkualitas tinggi seperti gitar, piano, dan bagian dalam kendaraan / perahu pesiar. Perusahaan Burns London, Rolls-Royce, dan Sunseeker merupakan segelinter perusahaan yang memakai poliester untuk memperhalus produk-produk mereka. Sifat-sifat tiksotropi dari poliester yang bisa dipakai sebagai semprotan membuatnya ideal untuk digunakan pada kayu gelondongan bijian-terbuka, sebab mampu mengisi biji kayu dengan cepat, dengan ketebalan saput yang terbentuk dengan kuat per lapisan. Poliester yang diawetkan bisa diampelas dan dipoleskan ke produk akhir. Bahan-bahan mentah utama pembuatan poliester adalah sebagai berikut:


Purified Terephthalic Acid – PTA – CAS-No.: 100-21-0 Sinonim: 1,4 Dibenzenedicarboxylic acid, Sum formula; C6H4(COOH)2 , berat mol: 166,13



Dimethylterephthalate – DMT- CAS-No: 120-61-6 Sinonim: 1,4 Dibenzenedicarboxylic acid dimethyl ester Sum formula C6H4(COOCH3)2 , berat mol: 194,19



Mono Etilena Glikol – MEG – CAS No.: 107-21-1 Sinonim: 1,2 Ethanediol Sum formula: C2H6O2 , berat mol: 62,07.

13

D. Industri Baja 1. Tinjauan Instansi PT.Krakatau Steel didirikan, pada 45 tahun tepat pada era pergerakan Budi Utomo, Atas ijin dan prakarsa presiden pertama RI (Ir.Soekarno), dilakukan peletakan batu pertama pendirian Pabrik Baja Trikora yaitu pada tanggal 26 Mei tahun 1962, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PT.Krakatau Steel. Pabrik baja trikora merupakan industri yang dapat menjadikan bangsa indonesia menjadi mandiri dan merupakan project strategis dan merupakan Pabrik baja terpadu dan terbesar se Asean yang dibangun di Indonesia. melalui Peraturan Pemerintah No 35 / 31 Agustus 1970, Pabrik Baja Trikora menjadi Pabrik Baja Modern “PT.Krakatau Steel (persero)”, Sejak saat itulah silih bergantinya berbagai pabrik dibangun di area Kompleks PT.Krakatau Steel. Pada Tahun 1977, President RI ke 2 (Bapak Soeharto) mula-mula meresmikan Pabrik Besi Beton, Pelabuhan Cigading pada bulan Juli tahun 1997 (PT.KBS), disusul dgn Pabrik Billet Baja (BSP), Wire Rod, Pipa Baja(KHI), Pembangkit Listrik (KDL) 400 MW dan Pusat Penjernihan Air berkapasitas 800 Lt/Dtk pada Oktober 1979(Pengadaan Air), yang sekarang lebih dikenal dengan PT.Krakatau Tirta Industri (1996) sampai dengan sekarang ini.

14

Gambar 3: Produk baja yang dihasilkan PT Krakatau Steel 2. Industri baja Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Klasifikasi baja:


Berdasarkan komposisi
o o o

Baja karbon Baja paduan rendah Baja tahan karat



Berdasarkan proses pembuatan
o o o

Tanur baja terbuka Dapur listrik Proses oksidasi dasar



Berdasarkan bentuk produk
o

Pelat batangan

15





Tabung o Lembaran o Pita o Bentuk struktural Berdasarkan struktur mikro o Feritik o Perlitik o Martensitik o Austenitik Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi o Baja Struktural o Baja Non-Struktural

o

Bahan baku utama pembuatan baja adalah: 1. Pelet besi ( iron pellet) merupakan bijih besi yang dibentuk bongkahan seperti pellet. Kandungan besi murni 60-65%. 2. Besi bekas merupakan besi-besi tua yang tidak terpakai lagi 3. Carbon merupakan bahan aditif untuk pengeras baja 4. Bahan aditif tambahan seperti logam mangan, tembaga, alumunium, nikel. Bertujuan mendapatkan baja yang lebih keras dan lebih tahan karat.

Gambar 4: Bagan alir proses pembuatan kaca

16

E. Industri Baterai 1. Tinjauan Instansi PT. International Chemical Industry (INTERCALLIN) merupakan perusahaan penghasil batu baterai dengan merek dagang “ABC”. Bermula sebagai perusahaan keluarga, PT. International Chemical Industry menjelma menjadi perusahaan bertaraf internasional dengan 3 pabrik moderen. Pabrik pertama berdiri di Medan dengan nama PT. EVERBRIGHT pada tahun 1959, kemudian pada 1968 didirikan pula pabrik di Jakarta dengan nama PT. International Chemical Industry. Seiring meningkatnya permintaan produk, PT. International Chemical Industry mendirikan pabrik di Surabaya pada 1982. Produk pertama yang dihasilkan adalah jenis Carbon Zinc dengan teknologi Paste Type dengan menggunakan Natural Manganese Dioxide (NMD) sebagai bahanbaku utama pada 1959. Seiring perkembangan teknologi, PT. International Chemical Industry menggunakan teknologi Paper Line Type dengan Electrolytic Manganese Dioxide (EMD) sebagai bahan baku utama yang lebih baik daripada NMD. Perusahaan ini pun tidak saja menghasilkan batu baterai, perusahaan ini juga sudah mampu mengembangkan teknologi dalam pembuatan sebagian besar mesin pemroduksi batu baterai sendiri. Dengan meningkatnya kebutuhan alat elektronik yang

menggunakan baterai AA size yang mempunyai Ampere (power) yang tinggi, maka pada tahun 1980-an PT. International Chemical Industry mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan mengimpor baterai jenis Alkaline. Melihat peluang ini, pada tahun 1990 PT. International Chemical Industry bekerja sama dengan FDK-Japan mendirikan pabrik baterai Alkaline yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan memproduksi baterai jenis Alkaline ukuran AA (LR6) dan AAA (LR03). Kebutuhan baterai jenis Alkaline di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat sangat pesat, sehingga di tahun 1996 PT. International Chemical Industry memutuskan untuk membuat sendiri baterai jenis Alkaline yang mutunya

17

lebih baik dari sebelumnya. Seiring dengan kebutuhan baterai agar sejalan dengan kemajuan jaman sekarang ini yang mana konsumen membutuhkan baterai yang bisa dipakai berulang kali, maka PT. International Chemical Industry memutuskan untuk membuat baterai Rechargeable jenis Ni-MH (Nickel Metal Hydride). PT. International Chemical Industry sangat memperhatikan pada mutu produk yang dihasilkannya, tak hanya itu PT. International Chemical Industry juga sangat memperhatikan lingkungan kerja perusahaan. Ini diwujudkan oleh manajemen PT. International Chemical Industry dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Pada bulan Juli 1995 PT. International Chemical Industry berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002:1994 dari QAS (sekarang SAI Global) lembaga sertifikasi dari Australia, kemudian diperbaharui pada bulan Maret 2003 menjadi ISO 9001:2000 dari lembaga sertifikasi yang sama. Dan pada bulan Agustus 2009 diperbaharui lagi menjadi ISO 9001 :2008. Semakin hari konsumen semakin sadar akan produk yang ramah lingkungan. PT. International Chemical Industry juga sangat peduli akan hal ini. Pada bulan Juni 2004 PT. International Chemical industry memperoleh Sertifikat ISO 14001:2000 untuk penerapan Sistem

Manajemen Lingkungan dari SGS (Societe Generale de Surveillance) dan diperbaharui pada tahun 2005 menjadi ISO 14001 :2004, untuk memenuhi tuntutan masyarakat dunia akan produk yang ramah lingkungan. PT. Internationaal Chemical Industry telah menguasai sekitar 80% pangsa pasar batu baterai di Indonesia. Baterai yang diproduksi oleh PT. International Chemical Industry tidak hanya dijual di pasaran lokal tetapi telah menembus pasaran ekspor ke 60 negara di lima benua, antara lain negara: Amerika Serikat, Canada, Jepang, Australia dan beberapa negara di Eropa dan Afrika .

18

2. Industri baterai Baterai kering (sel Lechlance) terdiri atas suatu silinder seng sebagai anode dan batang karbon sebagai katode. Silinder diisi pasta yang terdiri atas campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), sedikit air, dan di tengah pasta itu diletakkan batang karbon. Karena karbon merupakan electrode inert(sukar bereaksi), pasta berfungsi sebagai oksidator(katode). Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut: Anode :Zn(s) → Zn2+(aq) + 2eKatode :2 MnO2(s) + 2 NH4- (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2 NH3(aq)+H2O Redoks :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4+(aq) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) Selanjunya, Zn dan NH3 membentuk ion kompleks [Zn(NH3)4]2+ Zn2+(aq) + 4 NH3(aq) → [Zn(NH3)4]2+(aq) Potensial tiap baterai kering adalah 1,5 volt. Baterai kering jika sudah habis tidak dapat diisi ulang sehingga disebut sel primer. Untuk membuatnya tahan lama, maka NH4Cl diganti dengan KOH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut Anode :Zn(s) + 2 OH-(aq) → Zn(OH)2 + 2eKatode :2 MnO2(s) + 2 H2O(l) + 2e- → 2 MnO(OH)(s) + 2 OHRedoks :Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 H2O(l) → Zn(OH)2(s) + 2 MnO(OH)(s)

Gambar 5: Penampang sel karbon-zink

19

F. Industri Semen 1. Tinjauan Instansi PT. Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Asia Tenggara yang berada di provinsi Sumatera Barat, berjarak 15 km dari pusat kota Padang, arah timur jalan raya Padang – Solok, pada ketinggian ± 200 m di atas permukaan laut dengan luas 630 hektar. Awalnya dua ilmuwan Belanda Ir. Carl Christoper Lau dan Ir. Koninberg, menemukan bebatuan di daerah Karang Putih dan Ngalau, yang diduga dapat dijadikan bahan baku pembuatan semen. Setelah diperiksa di Laboratorium Voor Material Landerzoeki di Belanda menunjukan bahwa batuan tersebut merupakan bahan baku semen, yaitu batu kapur (Lime Stone) dan batu silica (Silica Stone). Hasil penelitian ini mengandung minat pihak swasta Belanda untuk mengolah deposit bahan baku semen tersebut, sehingga pada tanggal 18 Maret 1910 mereka mendirikan sebuah perusahaan semen dengan nama NV. Nederlansch Indishe Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM). Dalam sejarah perkembangannya, PT. Semen Padang telah mengalami beberapa periode yaitu : Periode I (1910 – 1942) Pabrik berdiri pada tanggal 18 Maret 1910 di bawah kekuasaan Belanda dengan nama NV. Nederlanch Indishe Portland Cement Maatschappij (NV. NIPCM), berkedudukan di Amsterdam berdasarkan akte No.358 tanggal 18 Maret 1910 yang dibuat dihadapan notaris bernama Johannes Pieter Smith. Akte tersebut diumumkan dalam Bijvoegsel Tot de Nedeerladsche Staat Courrant No. 90 tanggal 19 April 1910. Pada tahun 1939, pabrik mencapai angka produksi tertinggi sebesar 170.000 ton/tahun dengan menggunakan empat kiln. Periode II (1942 – 1945) Ketika Perang dunia II, Jepang menguasai Indonesia sehingga pabrik diambil alih manajemen Asano Cement. Saat itu produksi tidak berjalan dengan lancar karena sulit mencari bahan penolong, terutama minyak

20

pelumas.

Pada

Tahun

1944

perusahaan

ini

dibom

sekutu

dan

menghancurkan tiga kiln dan menewaskan banyak karyawan. Periode III (1945 – 1947) Bersamaan dengan kekalahan Jepang dari Sekutu, pada tahun 1945 diambil oleh karyawan dan selanjutkan diserahkan pada pemerintahan RI, berganti nama menjadi Kilang Semen Indarung. Periode IV (1947 – 1958) Pada agresi militer Belanda I (1947), pabrik dikuasai kembali oleh Belanda dan berganti nama menjadi NV. Padang Portland Cement Maatschappij (NV. PPCM). Jumlah produksi sangat sedikit karena banyak karyawan yang mengungsi setelah Konferensi Meja Bundar 1949, pabrik kembali berjalan normal. Pada Tahun 1957 produksi mencapai 154.000 ton/tahun. Periode V (1958 – 1961) Berdasarkan PP No. 10 tanggal 5 Juli 1958 tentang penentuan perusahaan perindustrian dan pertambangan milik Belanda dikenakan nasionalisasi, maka NV. PPCM dinasionalisasikan dan selanjutnya ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT). Pada tahun 1958 produksi semen sebesar 80.828 ton, tahun 1959 sebesar 120.714 ton, tahun 1960 sebesar 107.695 ton. Periode VI (1961 – 1971) Setelah tiga tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan PP No. 135 tahun 1961, status perubahan diubah menjadi perusahaan Negara, dengan produksi 77.030 ton/tahun. Berdasarkan PP No. 7/1971, perusahaan disiapkan untuk berbadan hukum Persero yang terealisasi pada tanggal 4 Juli 1972 berdasarkan akta notaris No. 5 tahun 1972, seluruh saham dimiliki oleh pemerintah RI. Tahun 1971 mencapai produksi 172.071 ton. Periode VII (1971 – 1995) Setelah resmi bernama PT. Semen Padang, maka pengangkatan Direksi ditentukan berdasarkan RUPS sesuai dengan Surat Keputusan

21

Menkeu No. 304/MK/1972 yang belaku semenjak perusahaan berstatus PT (Persero). Periode VIII (1995 – sekarang) Berdasarkan surat Menkeu RI No. 5-326/MK/1995, pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga buah pabrik semen milik pemerintah yaitu PT. Semen Tonasa, PT. Semen Gresik yang terealisasi pada 15 September 1995. 5. Lokasi Perusahaan PT. Semen Padang PT. Semen Padang (Persero) terletak pada ketinggian 200 meter diatas permukaan laut di Kelurahan Indarung sekitar 15 km dari pusat kota Padang. Tepatnya berada pada Kelurahan Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Kotamadya Padang. 6. Jenis-Jenis Produksi dan Kapasitas PT. Semen Padang Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Padang adalah Semen Portland. Semen Portland adalah perekat hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak (klinker) yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling bersamaan dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat. Pembagian semen Portland adalah : a. Semen Portland Type I Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan pada jenis-jenis yang lain. b. Semen Portland Type II Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. c. Semen Portland Type III Semen portland yang mempunyai kekuatan tekan awal yang tinggi, bias dipakai dala keadaan darurat dan keperluan khusus seperti bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap sulfat. d. Semen Portland Type IV

22

Semen portland yang tahan terhadap sulfat dan mempunyai panas hidrasi yang rendah seperti untuk membuat bendungan dan beton masa besar. e. Semen Portland Type V Semen portland yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap sulfat yang bisa dipakai untuk kadar sulfat yang tinggi seperti konstruksi atau instalasi pengolahan air buangan di bawah permukaan air. f. Oil Well Cement (OWC) OWC adalah salah satu semen yang digunakan untuk instalasi pengeboran minyak lepas pantai. OWC yang diproduksi adalah klass G, HSR (High Sulfat Resistance) dipakai untuk sumur-sumur minyak sampai kedalaman 2.440 meter. g. Mixed Cement Adalah suatu pengikat hidrolik. Semen ini dikenal dengan nama dagang Super Masonry Cement (SMC).Aplikasinya adalah untuk pembangunan konstruksi dengan target kuat tekan yang kecil dari 225kg/cm2. h. Masonry Cement Type M, S, N Semen ini mempunyai kandungan udara 8-19% yang digunakan untuk plasteran pasangan bata dan keramik. i. Portland Pozzoland Cement (PPC) Semen ini merupakan semen yang terdiri dari campuran halus homogen antara semen Portland dengan pozzolan halus yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau gabungan antara menggiling dan mencampur dimana kadar pozzolan adalah 15-40%. Pozzoland adalah bahan yang mengandung silika atau senyawa dan alumina yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hodroksis pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.

23

2. Industri semen SEMEN Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.

24

Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi dengan bahan lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan lain), misalnya, memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah ramuan jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat tembok nan kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya masih ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut concrete atau beton. Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung pencakar langit berdiri tanpa bantuan beton. Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak, kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat. Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah: 1. Penggalian/Quarrying:Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur. 2. Penghancuran: Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali. 3. Pencampuran Awal: Material yang dihancurkan melewati alat analisis online untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.

25

4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku: Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang diinginkan. 5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker: Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400 °C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C. 6. Penghalusan Akhir: Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

26

Gambar 6 : Diagram proses pembutan semen

27

BAB III PELAKSANAAN KUNJUNGAN

A. Kunjungan ke PT. Indah Kiat Pulp And Paper a) Alamat/lokasi :

b) Waku pelaksanaan Hari/ Tanggal : Senin/ 11 Juni 2012 Waktu c) Acara a. Sambutan oleh Pimpinan PT. Indah Kiat Pulp And Paper Pada pembukaan kunjungan di PT. Indah Kiat Pulp And Paper, acara meliputi temu ramah dengan staf HRD dan staf ahli diruang seminar PT. Indah Kiat Pulp And Paper. Perkenalan dari pihak staf PT. Indah Kiat Pulp And Paper dan dari rombongan Kunjungan Industri Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang. : 10.00-16.00 WIB

b. Pengenalan Lingkungan Instansi/ Penjelasan oleh staf ahli PT. Indah Kiat Pulp And Paper Pengenalan lingkungan PT. Asahimas ditampilkan dengan persentasi slide. Disini rombongan KI diperkenalkan tentang sejarah berdirinya perusahaan. Bergerak dibidang industri kertas dan pulp. Selanjutnya dilanjutkan persentasi oleh staf ahli. Disini dijelaskan bagaimana proses pembuatan kertas, mulai darai bahan baku, proses, dan produk jadi. Proses umum diperkenalkan dengan menggunakan bagan alir.

c. Diskusi / tanya jawab dengan peserta kunjungan industri Setelah perkenalan, rombongan memulai diskusi/tanya jawab dengan pihak PT Indah Kiat mengenai gambaran umum perusahaan. Agar sebelum turun ke lokasi pabrik nanti, rombongan sudah mengetahui PT Indah Kiat ini secara garis besarnya. Hal yang

28

dipertanyakan menyangkut proses produksi, penerimaan karyawan PT. Indah Kiat, kiat sukses Direktur Utama PT Indah Kiat, dan tak luput mengenai rumor yang berkembang di kalangan masyarakat tentang perusahaan ini. Jawaban dijelaskan oleh Direktur Utama, Staf ahli, serta HRD.

d. Kunjungan ke Instalasi Pada acara kunjungan ke instalasi unit-unit produksi, rombongan diajak berkeliling menyaksikan langsung proses pembuatan kertas pada skala industri. Mulai dari reaktor tempat injeksi bahan baku, sampai proses pemotongan kertas jadi. Disini staf ahli menjelaskan tahap-tahap nyata pembuatan kertas. Selama dalam perjalanan menuju pabrik dan di dalam lokasi pabrik, rombongan bisa menanyakan berbagai hal mengenai apa-apa yang ditemui di lapangan.

B. Kunjungan ke PT Indofood a) b) Alamat/lokasi : Waku pelaksanaan Hari/ Tanggal : Selasa/ 12 Juni 2012 Waktu c) Acara a. Sambutan oleh Pimpinan PT Indofood Acara ini terdiri dari sambutan dari Perwakilan PT Indofood, dilanjutkan perkenalan masing-masing pihak, melalui sambutan dari BATAN dan dari ketua rombongan KI. b. Pengenalan Lingkungan Instansi/ Penjelasan oleh staf ahli PT. Pengenalan instansi meliputi sejarah berdirinya BATAN dan kegiatan bidang apa saja yang dilakukan berkenaan dengan aplikasi radioisotop. Acara ini dilanjutkan langsung dengan tanya jawab peserta rombongan KI dengan staf BATAN. c. Kunjungan ke Instalasi : 09.00-14.00 WIB

29

Peserta diajak mengelilingi unit-unit reaktor. Dalam setiap kunjungan dipandu oleh staf ahli yang menjelaskan setiap unit. Tanya jawab juga berlangsung seputar radionuklida dan unit reaktornya. Pada kesempatan ini kami berkunjung ke unit reaktor dan unit menajemen pengolahan limbah radioaktif.

C. Kunjungan ke PT. Amoko Mitsui PTA Indonesia a. Alamat/lokasi : Jl. Raya Merak Km 116, Rawa Arum Cilegon 42436 Banten. b. Waku pelaksanaan Hari/ Tanggal : Selasa/ 12 April 2011 Waktu c. Acara 1. Sambutan oleh staf HRD Acara ini terdiri dari sambutan dari HRD PT. AMI , dilanjutkan perkenalan masing-masing pihak, melalui sambutan dari staf PT. AMI dan dari ketua rombongan KI. 2. Pengenalan Lingkungan Instansi/ Penjelasan oleh staf ahli PT. Pengenalan instansi meliputi sejarah berdirinya PT. AMI, penjelasan tentang profil perusahaan serta produk yang dihasilkan. Selanjutnya dilanjutkan dengan persentasi mengenai proses pembuatan PTA dan aplikasinya. Acara ini dilanjutkan langsung dengan tanya jawab peserta rombongan KI dengan staf PT. AMI seputar unit produksi, lowongan magang dan lowongan pekerjaan. Penutup acara pembukaan dengan penyerahan kenanng-kenangan oleh masing-masing pihak. 3. Kunjungan ke Instalasi : 14.00-17.00 WIB

30

Peserta diajak mengelilingi unit-unit reaktor PTA. Dalam setiap kunjungan dipandu oleh staf ahli yang menjelaskan setiap unit. Tanya jawab juga berlangsung seputar unit reaktornya dan bagaimana proses pembutan PTA mulai dari bahan baku sampai dengan terbentuknya PTA. Pada kesempatan ini kami berkunjung ke unit produksi pabrik. Peserta KI juga diperkenalkan bagaimana unit quality kontrol yang dimenajemen langsung oleh pihak laboratorium. Disini peserta diperkenalkan perangkat / sarana laboratorium yang menunjang proses produksi.

D. Kunjungan ke PT. Ktakatau Steel a) b) Alamat/lokasi : Jl. Industri No. 5 Cilegon, Banten, Indonesia 42435 Waku pelaksanaan Hari/ Tanggal : Rabu / 13 April 2011 Waktu c) Acara a. Sambutan oleh Pimpinan PT. Krakatau Steel Acara ini terdiri dari sambutan dari PT. Krakatau steel, dilanjutkan perkenalan masing-masing pihak, melalui sambutan dari PT. Krakatau Steel dan dari ketua rombongan KI. b. Pengenalan Lingkungan Instansi/ Penjelasan oleh staf ahli PT. Krakatau steel Pengenalan instansi meliputi sejarah berdirinya PT. Krakatau Steel. Pengenalan profil perusahaan, produksi. Acara berikutnya dilanjutkan oleh staf ahli. Penjelasan yang diberikan tentang bagaimana bahan baku, proses dan produk jadi baja yang dihasilkan oleh PT. Krakatau steel, hal ini ditayangkan dalam bentuk vidio pendek. Penutup acara adalah penyerahan kenang-kenagan oleh masing-masing pihak. c. Kunjungan ke Instalasi Peserta diajak mengelilingi unit-unit reaktor, mulai dari bahan baku , berupa pellet besi yang diimpor dari negara Brazil. Reaktor : 14.00-17.00 WIB

31

pereduksi besi dimana besi direduksi menghasilkan besi dengan kemurnian 92-95 %. Selanjutnya reaktor peleburan baja dengan bahan bakar menggunakan gas alam dan batu bara. Melalui serangkaian proses yang amat panjang dihasilkan baja panas berbentuk balok ( Bilet baja). Selanjutnya baja ini diproses lebih lanjut di unit slide baja. Disini dihasilkan baja lembaran yang kemudian digulung. Sesuai permintaan baja juga diproses lebih lanjut menghasilkan wire road ( baja berbentuk kawat).

E. Kunjungan ke PT. Internasional Chemical Industrial a) b) Alamat/lokasi : Jl. Daan Mogot Km 11, Cengkareng, Jakarta 11710 Waku pelaksanaan Hari/ Tanggal : Rabu / 14 April 2011 Waktu c) Acara a. Sambutan oleh Humas PT. Interkalin Acara ini terdiri dari sambutan dari PT. Interkalin, dilanjutkan perkenalan masing-masing pihak, melalui sambutan dari PT. Interkalin dan dari ketua rombongan KI. b. Pengenalan Lingkungan Instansi/ Penjelasan oleh staf ahli PT. Interkalin Pengenalan instansi meliputi sejarah berdirinya PT. Interkalin. Pengenalan profil perusahaan dan produksi. Acara berikutnya dilanjutkan oleh staf ahli. Penjelasan yang diberikan tentang bagaimana bahan baku, proses dan produk jadi baterai yang dihasilkan oleh PT. Interkalin. c. Kunjungan ke Instalasi Kunjungan ke unit produksi baterai karbon-zing dan baterai alkaline. Disini rombongan di ajak berkeliling melihat proses produksi baterai karbon-zing dan alkaline secara langsung. Pabrik terdiri dari : 09.00-12.00 WIB

32

banyak unit, masing-masing memproduksi baterai dengan ukuran yang berbeda-beda. d. Tanya jawab peserta kunjungan Setelah melakukan kunjungan diadakan tanya jawab seputar produksi, limbah, dan lowongan magang dan pekerjaan. Setalah sesi tanya jawab seleasi diadakan penyerahan kenang-kenangan oleh masing-masing pihak.

BAB IV PENUTUP A. Hasil yang Diperoleh Pada kunjungan industri ini, penulis banyak sekali memperoleh pelajaran yang berharga. Penulis menyadari bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang mendorong terciptanya industri kimia skala besar yang erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan lain dan teknologi. Dengan dilaksanakannya kunjungan industri ini penulis menyadari betapa pentingnya ilmu dan teknologi dalam kehidupan. Dengan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah mendorong terciptanya industri yang lebih modern, cepat, tepat dan lebih bermanfaat serta peduli akan lingkungan. Setelah melakukan pengamatan dari berbagai produksi seperti: kertas, mie instan, minyak sawit, solar, bensin, dan sebagainya serta asam lemak, alkohol dan metil ester, banyak pengetahuan baru yang penulis dapatkan. Hal ini belum pernah penulis ketahui sebelumnya. Adanya kesempatan untuk berkunjung ke pabrik yang modern dan berteknologi tinggi telah memberi pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa bagi penulis. Melalui kunjugan ini penulis berharap dapat lebih membuka wawasan lagi tentang dunia industri, karena dunia industri adalah bidang aplikasi dari ilmu yang telah dipelajari secara teori maupun praktek skala labor. Dengan adanya kunjungan industri ini diharapkan lebih menginspirasi penulis untuk lebih giat

33

menuntut ilmu dan dapat memodifikasinya sehingga dihasilkan sebuah ide yang cemerlang, serta berguna kedepannya.

B. Saran-Saran Setelah melakukan kunjungan industri ini penulis menyarankan kepada peserta Kunjungan Industri berikutnya agar lebih serius mengikuti kunjungan industri ini, karena kunjungan ini dirasakan benar-benar banyak manfaatnya, terutama memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dan lebih membuka mata betapa pentingnya IPTEK dalam kehidupan, sehingga kita lebih termotivasi belajar disegala bidang, dan hal ini diharapkan kita dapat survive dengan tantangan masa depan yang lebih berat lagi tentunya.

34

DAFTAR PUSTAKA http://www.amfg.co.id/annualreport02.pdf, diakses 14 Mei 2011. http://library.gunadarma.ac.id/index.php?appid=penulisan&sub=detail&npm=204 02244&jenis=ssmfti, diakses 14 Mei 2011. http://www.krakatautirta.co.id/?page_id=2, diakses 14 Mei 2011. http://www. id. Wikipedia.org, diakses 14 Mei 2011. http: //www.google.co.id/Batan) , diakses tanggal 14 Mei 2011. http://www.abc-battery.com, diakses 13 Mei 2011. http:// www.ami.co.id, diakses 14 Mei 2011. http:// www.krakatausteel.com/home.php,diakses 14 Mei 2011. http://www.semenpadang.co.id/index.php, diakses 14 Mei 2011.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close