Referat

Published on June 2016 | Categories: Documents | Downloads: 84 | Comments: 0 | Views: 546
of 30
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

REFERAT

Stase Obgyn

RS Islam Jakarta Pondok Kopi

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

PENDAHULUAN
Emboli cairan ketuban pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1926 oleh j. R Meyer,
seorand dokter dari brazil, yang menemukan
cairan amnion pada sirkulasi ibu hamil
 Emboli cairan ketuban, merupakan suatu
kejadian yang jarang, mendadak, tidak dapt
diprediksi dan dengan cepat menyebabkan
keadaan obstetri emergensi.


DEFINISI


Masuknya cairan amnion ke dalam sirkulasi ibu
pada waktu persalinan dan hanya dapat
dipastikan dengan autopsi

INSIDENSI
Insidensi emboli cairan ketuban bervariasi yaitu
antara 1 dalam 8.000 hingga 1 dalam 83.000
kelahiran hidup, dengan angka kematian antara
61% - 86% dan sebagian besar pasien meninggal
dalam satu jam pertama
 Emboli cairan ketuban mencakup + 10%
kematian maternal di Amerika Serikat dan
dapat menyebabkan defisit neurologis yang
menetap pada sekitar 85% ibu yang selamat


ETIOLOGI
Adanya celah pada barier antara ibu dan janin
yang terjadi pada uterus yang terluka pada
tempat melekatnya plasenta
 Robekan kecil pada segmen bawah rahim dan
pembuluh darah vena di endoserviks yang
masuk ke area tersebut
 Bila barier antara cairan amnion dan sirkulasi
ibu rusak, maka cairan amnion akan masuk ke
dalam sirkulasi darah ibu


MANIFESTASI KLINIK
Hipoksemia
 Syok
 Koagulopati/ Disseminated Intravascular
Coagulation
 Hipoksia ensefalopati/ gangguan kesadaran


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisi gas darah
 Kadar elektrolit
 Pemeriksaan darah lengkap
 Profil koagulasi


DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Edema paru akut
 Sindroma aspirasi paru (Mendelson)
 Defek koagulasi yang lain


PENATALAKSANAAN
Oksigen: pasang selang endotrakeal dan ventilasi
tekanan positif
 Aminofilin: 0,5 g IV, pelan-pelan untuk
mengurangi bronkospasmus
 Isoprenalin: 0,1 g IV, untuk meningkatkan aliran
darah ke paru dan aktivitas jantung
 Digoksin dan atropin: jika CVP meninggi dan
sekret paru yang berlebih


Hidrokortison: 1 g IV diikuti dengan pemberian
melalui infus pelan-pelan yang menyebabkan
vasodilatasi dan meningkatjan perfusi jaringan
 Larutan bikarbonat: jika ada asidosis
respiratorik
 Dekstran berat molekul rebdah: menuusunkan
agregasi trombosit dalam organ vital
 Heparin: untuk pengobatan DIC jika tidak ada
perdarahan aktif


PROGNOSIS
Berdasar penelitian berbasis populasi dilaporkan
kematian ibu sebesar 13-37%
 Dari 60-80% kejadian emboli air ketuban yang
dilaporkan, ternyata hanya sekitar 40% wanita
yang selamt dengan sistem neurologis yang
masih baik


EMBOLI PARU

PENDAHULUAN
Tromboemboli vena dan emboli paru (EP) dalam
kehamilan masih tetap merupakan salah satu
penyebab utama morbiditas dan mortalitas
maternal
 Tromboemboli vena paling banyak disebabkan
oleh trombosis vena dalam (deep vein thrombosis)
dan emboli paru yang risikonya dalam kehamilan
meningkat lima kali serta merupakan
komplikasi pada 1 dari 1000-2000 kehamilan


INSIDENSI
Dalam beberapa tahun terakhir, emboli paru
telah menjadi salah satu penyebab kematian ibu
di Amerika Serikat yang penting, melebihi
infeksi, perdarahan, dan preeklamsi-eklamsi.
 Insidensi trombosis vena di AS > 500.000
kejadian setiap tahunnya dan merupakan
penyebab dari 200.000 kematian. Insidensi vena
tromboemboli pada kasus obstetrik berkisar
antara 0,06% - 1,8%


FAKTOR RISIKO
Hiperkoagulasi
 Kehamilan multifetus
 Gol. Darah A
 Seksio sesarea
 Preeklamsi
 Perokok berat
 Transfusi


PATOGENESIS

GEJALA KLINIS
Takipnu
 Dispnu
 Takikardia
 Nyeri dada pleuritik
 Gelisah
 Batuk
 Hemoptu
 Syok kardiovaskular


TERAPI
Terapi diawali bolus heparin 5.000 unit (80 IU/
kg), diikuti dengan infus 1.000 umit per jam.
 Setelah 5 – 10 hari, penyuntikan heparin
subkutan dapat dimulai dengan dosis 7.500 –
10.000 unit setiap 8-12 jam untuk menjaga aPTT
1,5X normal. Kendali antikoagulan harus
dilanjutkan selama minimal 3-6 bulan.




Rekomendasi pemberian terapi pada pasien
hamil dengan trombosis vena dalam dan emboli
paru sebaiknya diberi antikoagulan selama
kehamilan dan setelah melahirkan setidaknya
enam minggu

EDEMA PARU DAN
KARDIOMIOPATI
PERIPARTUM

EDEMA PARU
Edema paru merupakn komplikasi sekunder
yang ditandai dengan penimbunan cairan pada
interstisial dan alveoli paru, sehingga
memberikan gejala hipoksemi dan sesak nafas.
 Kejadian edema paru dalam kehamilan tercatat
sebanyak 1 kasus dalam 500-1000 kelahiran


KLASIFIKASI
1.

2.

Kardiogenik, akibat kegagalan miokardium
dengan edema hidrostatik karena peninggian
tekanan kapiler paru
Non kardiogenik, edema permeabilitas akibat
kebocoran endotel kapiler dan epitel alveoli
paru

KARDIOMIOPATI PERIPARTUM


Adalah keadaan disfungsi sistolik ventrikel kiri
jantung ibu yang ditandai dengan gejala gagal
jantung pada bulan terakhir kehamilan sampai
bulan kelima pascasalin.

ETIOLOGI
Cunningham dkk (1986) melaporkan 28 kasus
yang sebelumnya terdiagnosis kardiomiopati
peripartum idiopatik, ternyata kemudian 21 kasus
disebabkan oleh :
 Penyakit jantung hipertensi
 Mitral stenosis
 Obesitas
 Miokarditis

FAKTOR RISIKO
Umur yang ekstrim
 Pemakaian tokolitik
 Ras afrika
 Paritas tinggi
 Hipertensi gestasional atau preeklamsi
 Kehamilan multifetus


PENATALAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Yakinkan ABC lancar
Pemantauan kesejahteraan janin
Lakuka pemeriksaan untuk menegakkan
diagnosis
Tentukan apakah penyebabnya dari paru,
jantung atau penyebab lain
Keseimbangan antara preload dan afterload
Konsultasi
Perawatan pascasalin dan prognosis

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.

3.

4.

Tuffnel DJ, Togobo M. Amniotic fluid embolism.
Obstet Gynecol Reprod Med. 2011; 21(8):217-21
Benson MD. A hypothesis regarding complement
activation and amniotic fluid embolism. Medical
Hypotheses. 2007; 68:1019-25
Ayoub CM, Zreik TG, Dabbous AS, Baraka AS.
Amniotic fluid embolus: Can we affect the
outcome? Curr Opin Anaesthesiol. 2003; 16:25761
Sibai BM. Amniotic fluid embolism. In: Karram
M, editor. Management of acute obstetric
emergencie. Cincinnati: Elsevier; 2011. p.71-6.

5.
6.

7.

Moore J, Baldisseri MR. Amniotic Fluid
embolism. Critical Care Medicine. 2005
Winn HN, Petrie RH. Amniotic fluid embolism.
In: Winn HN, Hobin JC, editors. Clinical
maternal fetal medicine. London: Parthenon
Publishing; 2000.
Clark SL, Hankins GVD, Dudley DA. Amniotic
fluid embolism: Analysis of the national
registry. Am J Obstet Gynecol. 1995

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close