Storage

Published on July 2016 | Categories: Documents | Downloads: 47 | Comments: 0 | Views: 572
of 5
Download PDF   Embed   Report

Comments

Content

Pemantauan dampak lingkungan pada tempat penumpukan batubara (stockpile) dimaksudkan untuk melakukan pengkajian lingkungan akibat adanya dampak yang timbul dengan keberadaan dan kegiatan operasional penumpukan batubara. Daerah yang dijadikan lokasi penelitian adalah di kelurahan Palimanan Barat. Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat penumpukan batubara terpadu oleh pemerintah setempat. Di samping itu sebagai data pembanding juga melakukan pemantauan ke pelabuhan batubara di Tarahan, Bandar lampung, Tambang Batubara bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim (Sumatera Selatan) serta pelabuhan batubara di Kalimantan Selatan. Kegiatan yang telah dilakukan di daerah penelitian berupa pemetaan lokasi stockpile batubara, pemantauan operasional kegiatan penumpukan batubara dimulai dari pelabuhan sampai ke lokasi tempat penumpukan batubara, pengkajian mengenai keberadaan kolam pengendapan (settling pond), sistem penyalinan limbah cair dan air larian serta perhitungan debit limbah cair dan air larian yang masuk ke kolam pengendapan. Untuk mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkan limbah cair maupun debu batubara terhadap lokasi di sekitar stockpile, telah dilakukan beberapa kegiatan seperti pengambilan percontoh air dan di sumur penduduk, sungai, lokasi inlet dan outlet serta tengah kolam pengendapan, pengambilan percontoh udara /debu batubara di lokasi stockpile dan di pemukiman penduduk serta mewancarai sebanyak 70 responden untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan tempat penumpukan batubara tersebut. Debit air limbah berdasarkan perhitungan berjumlah 311,857 m3/hari di alirkan melalui saluran/bandar menuju ke kolam pengendapan. Untuk menampung debit tersebut, desain kolam dirancang berbentuk huruf “U” dengan modifikasi penyekatan agar proses pengendapan partikel batubara yang terbawa oleh aliran air dapat berlangsung sempurna dan mudah dikeruk kembali dari dasar kolam. Analisis dampak, berdasarkan nilai elfluen, parameter yang dilihat dari limbah cair batubara adalah pH, TSS, unsure Mn, dan Fe. Dan hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa nilai pH berkisar antara 7,71 – 8,20, TSS (5 – 55) mg/1, Mn ( 0,05 – 1,87) mg/l, dan Fe (0,01 - 1,24) mg/l semua parameter pada limbah cair batubara tersebut memenuhi nilai baku mutu (Kep-Men LH Nomer 113/MENLH/2003, dengan demikian tidak ada indikasi pencemaran. Demikian pula halnya dengan hasil pemeriksaan percontuh air yang berasal dari sumur penduduk dan sungai tidak ditemukan adanya indikasi pencemaran sehingga dapat dikatakan tidak ada pengaruh yang berbahaya terhadap kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan. Hasil pengukuran konsentrasi debu di udara ambient pada pusat penumpukan batubara dan pangkalan truk yang berkisar antara (355 – 905) mkgr/m3, sedangkan hasil yang diperoleh dari lokasi permukiman penduduk sebesar 116 mkgr/m3, konsentrasi debu tersebut masih memenuhi syarat.

Penyediaan batubara merupakan proses batubara yang telah diangkut, disimpan sebelum dikapalkan. Batubara dibawa oleh hauler atau menggunakan ban berjalan dan disimpan di Terminal Batubara Tanah Merah, atau langsung dimuat pada tongkang tanpa proses penyimpanan. Untuk menjaga batubara berkualitas tinggi, KIDECO melengkapi seluruh sistem konveyor dengan sampler otomatis untuk pengambilan sampel untuk dianalisis, dan pemisah magnetis per barisnya untuk memisahkan material asing. Kapasitas penyimpanan batubara di Pelabuhan Tanah Merah adalah 700.000 ton. Fasilitas pengapalan dapat menangani 90.000 ton per hari, sehingga memungkinkan untuk menangani lebih dari 32.000.000 ton setiap tahunnya.

Manajemen Stockpile Batubara

Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. sebagai sediaan strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan.

Disamping tujuan di atas di stockpile juga d igunakan untuk mencampur batubara supaya homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan . Dalam proses homogenisasi ada dua tipe yaitu bleding dan mixing.

Bleding bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi jumlah yang cukup besar untuk mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata. Sedangkan mixing merupakan salah satu tipe batubara yang tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material dari dua atau lebih tipe batubara.

Proses penyimpanan, bisa dilakukan: . Dekat tambang, biasanya masih berupa lumpy coal . Dekat Pelabuhan . Ditempat Pengguna batubara untuk proses penyiapan diharapkan jangka waktunya tidak lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara. Proses penurunan kualitas biasanya lebih dipengaruhi oleh proses oksidasi dan alam.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai berikut: 1. Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubar a di stockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coal balance) 2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko degradation dan pemanasan batubara. 3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpil e, termasuk di antaranya mengatur posisi stock dekat dengan re claimer, Monitoring efektivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara. 4. Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom. 5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat di stockpile. 6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan, dal am hal ini mencakup usaha : o Contral dust dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust supressant o Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan /limbah air dari drainage stockpile o Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal)

7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan house keeping secara teliti. 8. Menanggulangi batubara yang t erbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan yang dianjurkan sebagai berikut: o Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara o Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang o Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom. o Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu. o Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna mengurangi resapan udara dan air ke dalam stokpile. 9. Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hai ini dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stokpile 10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan k elancaran sistem drainage.

Sponsor Documents

Or use your account on DocShare.tips

Hide

Forgot your password?

Or register your new account on DocShare.tips

Hide

Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link to create a new password.

Back to log-in

Close